5 Buku Favorit yang Paling Memorable, Dihadirkan Sepenuh Cinta

Halo, sobat layar

Pernah punya buku yang yang judulnya mudah diingat, nggak? Atau buku yang ketika waktu telah melipatnya sekian lama tapi tetap berkesan dalam ingatan? Saya sendiri punya. Kehadiran buku-buku ini sudah berkesan sejak awal penulisan di kata pertamanya hingga akhirnya alhamdulillah bisa sampai di tangan pembaca.

So, tanpa berlama-lama dalam pembuka, berikut buku favorit yang paling memorable versi Layar Tambat.

Lord Didi The Godfather of Sobat Ambyar

Lord Didi The Godfather of Sobat Ambyar


Buku yang ditulis berdua dengan rekan penulis yang sudah malang melintang di dunia penulisan ini adalah ibarat layar yang akhirnya terbuka. Saya yang selama ini bermimpi melihat nama terpampang di kover buku, hari itu menerima surel bahwa ajuan saya untuk penulisan buku biografi diterima sebuah agensi naskah.

Dalam pesan via WA tersebut, sang pemilik agensi menjelaskan syarat dan ketentuan yang berlaku. Beliau juga mengatakan bahwa saya akan disandingkan dengan salah seorang penulis karena deadline penulisan yang begitu ketat.

Inilah kali pertama saya menulis buku dan terlibat silaturahmi lebih dekat lagi dengan teman maya di dunia kepenulisan. Sejak saat itu kami bekerja via pesan WA. Saling memberikan semangat, saling memberikan pandangan hingga akhirnya naskah mentah buku Lord Didi The Godfather of Sobat Ambyar bisa dirampungkan dalam waktu satu bulan saja. Sungguh rekor luar biasa buat saya yang selama ini terbiasa menulis artikel-artikel pendek seukuran 500 kata saja.

Menulis buku perdana ini membuat saya belajar tentang menghargai waktu yang harus dimaksimalkan. Kesibukan rutinitas pekerjaan dan tanggung jawab di rumah tentu tak boleh diabaikan dengan dalih menulis sebagai hobi yang dibayar. Semua ada porsinya masing-masing dan berusaha semaksimal mungkin di masing-masing porsi itu harus diupayakan.

2020 menjadi tahun pembuka yang luar biasa. Saya akan selalu mengingat judul buku perdana saya tersebut. Alhamdulillah, saya berkenalan dengan royalti dan mendapatkan pembaca-pembaca baru dari buku tersebut. Kadang tanpa diduga, meskipun hadirnya buku itu sudah tiga tahun lalu, masih ada pembaca yang mengirimkan pesan via WA dan memesan buku ini. Harapan saya, tentu semakin banyak pembaca yang bisa memetik pesan-pesan hikmah dari buku bersampul putih ini.

Menjadi Astronaut


Lagi-lagi ditulis secara duet, saya merasa sangat beruntung akhirnya kesukaan saya pada dunia penulisan sastra anak mendapatkan tempat. Berawal dari ikut sebuah penulisan picture book bersama Mbak Hamidah Jauhary, saya mendapat tawaran untuk menulis cerpen anak sebanyak lima judul.

Naskah cerpen tersebut harus selesai dalam waktu satu minggu. Wow! Tantangan yang sangat menegangkan. Setelah penulisan naskah dengan deadline ketat tersebut, saya masih harus berhadapan dengan detail revisi dan kurasi editor.

Apalagi ini buku anak yang akan dinilaikan sebagai buku pengayaan, tentu detail tentang aspek-aspek yang terdapat di dalam naskah harus diupayakan maksimal.

Alhamdulillah, buku Menjadi Astronaut akhirnya lolos penilaian dan berhak mendapatkan kesempatan untuk disebarluaskan ke seluruh pembaca di tanah air.

Buku bersampul mayoritas berwarna biru navy ini membawa saya berkenalan lebih lanjut dengan sistem pembayaran jual putus. Karena naskah ditulis oleh dua orang penulis, maka harga penjualan buku juga harus dibagi dua. Saya hanya mendapatkan nominal pembelian naskah sekali saja, berbeda dengan royalti yang masih memberikan fee sesuai jadwal berdasarkan penjualan.

Yuk, Cuci Tangan Pakai Sabun!


Buku favorit yang paling memorable selanjutnya berjudul Yuk, Cuci Tangan Pakai Sabun! Buku picture book yang saya kirimkan dengan alasan ‘coba-coba’ karena alamat penerbit yang saya dapatkan itu sudah menutup jadwal pengiriman naskah.

Entah mengapa hati saya tergerak untuk bertanya langsung ke nomor WA editor di flyer. Tak berapa lama saya pun mendapatkan jawaban bahwa naskah tersebut layak lanjut ke proses penerbitan.

Masyaallah ini adalah buku solo saya yang dibeli dengan sistem jual putus. Nominalnya sangat memukau saya yang baru saja bersolo karier. Fee tersebut akhirnya saya manfaatkan untuk menjalani ujian sertifikasi penulis nonfiksi yang saat itu membutuhkan biaya Rp750.000,00.

Tentang sertifikasi penulis nonfiksi mungkin kelak akan saya berikan di postingan tersendiri, ya. Intinya, untuk menjadi penulis buku pengayaan, yang bukunya bisa tersebar ke seantero perpustakaan sekolah tanah air, penulisnya harus mengantongi sertifikat nonfiksi. Masa berlaku sertifikat ini adalah tiga tahun. Setelahnya harus diperpanjang dengan melakukan sejumlah administrasi tertentu.

Itu sebabnya, jika ditanya profesi saat ini, selain tenaga kesehatan, saya juga menyematkan penulis. Sebab keduanya memiliki sertifikat dan dilakukan secara profesional sesuai standar yang berlaku.

Peluang Usaha Milenial di Masa Pandemi Covid-19 dengan Aplikasi PixelLab


Ditulis saat pandemi melanda dunia. Buku bersampul mayoritas kuning ini adalah buku nonfiksi solo perdana. Penulisannya juga cukup unik karena bisa dimulai dengan mengirimkan outline saja. Lewat negosiasi dengan pihak penerbit, siapa sangka nominal pembelian buku ini sangat bisa memberikan kebanggaan di hati.

Saya yang senang menulis buku bertema kesehatan dan teknologi akhirnya mendapatkan tempat. Saya menulis dengan sangat bahagia. Apalagi modal awal materi penulisan buku ini saya dapatkan dari sebuah webinar muslimah yang digelar oleh sebuah komunitas di kota saya. Bermodalkan webinar dengan biaya di bawah Rp50.0000,00 saya bisa menghasilkan buku yang juga akan dinilaikan ke buku proyek pengadaan pemerintah.

Hamil Sehat dan Bahagia


Buku yang terbit ebook ini menjadi buku berkesan karena ditulis dengan latar belakang tenaga kesehatan yang saya miliki. Setiap detail kontennya adalah hal yang sangat dengan keseharian.

Ohya, awal penulisan buku ini pun cukup unik karena editor Metagraf sebagai penerbit buku ini mengenal saya lewat perantara Mbak penulis sekaligus editor di mana kami pun awalnya tidak saling berinteraksi juga. Saya dikenalkan oleh teman saya yang temannya Mbak editor juga. Saya juga lupa kapan tepatnya mengenalkan diri sebagai tenaga kesehatan karena selama ini mem-branding diri sebagai penulis saja.

Sejak hari di mana saya mendapatkan kesempatan menulis sesuai latar belakang pendidikan yang dimiliki, saya tak sungkan lagi menyematkan bidan, penulis, dan narablog di bionarasi.

Saat ini buku bersampul mayoritas pink magenta ini tersedia dalam bentuk digital di laman Perpuskita yang bisa diakses oleh perpustakaan sekolah. Terima kasih Metagraf, telah mewujudkan harapan saya dengan terbitnya buku solo berlatar belakang pendidikan.

Nah sobat layar itu dia empat judul buku favorit yang memorable bagi seorang Rekam Jejak Sang Pemimpi. Buku yang sangat berkesan bahkan sejak awal sekali. Buku yang membuat saya yakin bahwa menulis adalah rangkaian panjang yang membutuhkan kesabaran luar biasa. Selalu ada proses kreatif di dalam setiap penulisan. Penulis luar biasa adalah seorang yang mampu menikmati semua proses unik dari kelahiran buku mereka.

Sobat bisa mendapatkan buku-buku ini dengan menghubungi saya, ya. Tentu saja ada diskon menarik. Ohya, apakah sobat sudah menulis buku baik duet atau solo? Yuk, bagikan kisah uniknya di kolom komentar!

#TantanganBlogspedia
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url